Kagum

Rabu, 05 Oktober 2011

Pria itu tidak pintar, bahkan nilai akademiknya pun pas-pas an. Lulus kuliah juga terbilang terlambat dibanding kawan- kawan yang lain. Tapi pria itu punya pikiran yang tidak terjangkau memandang fatamorgana di negara kaya ini. Dia dengan sejuta mimpi dan angannya, dia dengan ketulusan dan kebaikan yang sudah keluarganya tanamkan. Maklum kakeknya adalah seorang guru besar di universitas swasta, dan ayahnya adalah seorang walikota dan guru para mahasiswa. Tak heran dia seperti itu. Pria parlente aku memanggilnya. Dengan kemeja licin polos berwarna dan dasi berharga ratusan, celana pun tak kalah mewahnya. Tangan terkepal berada di saku, seakan menambah kehebatannya. Berjalan tegap dengan senyum sederhana. Langkah mantap priyayi muda yang anggun, kagum..

0 komentar:

Posting Komentar