Nyaris sempurna, tanpa cela, berbeda, dingin, anggun dan enak dipandang.
Aku tidak bisa mengalihkan baitku tentangnya.
Bukan seorang pesolek yang hanya dimata saja.
Pendiam, pandai, pemimpin sekaligus penggertak.
Dia tak ada yang lain, kalauapun ada berbeda, dan bukan dia.
Mustahil, itu bukan dia tapi seorang lain.
Sama tanpa cela, tapi berbeda.
Sama dingin, tapi bukan.
Sama berbeda, tapi tetap berbeda.
Sama anggun, tapi tetap bukan.
Bukan, bukan, bukan, berbeda bukan dia.
Aku tidak mau,
Aku tidak ingin.
Apa aku harus merengek?
Apa aku harus berdoa lagi?
Ahh, berdoa pun tidak akan mengubah.
Aku harus bagaimana?
Semua berbeda, bukan dia, bukan dia hanya hampir, tapi tetap berbeda dan bukan.
Hanya sebuah topeng, yang tersenyum.
Aku tidak mau, aku tidak mau, bukan dia yang aku mau, tapi dia yang lain.
25 Oktober 2011
# aku menangis menulis ini.
0 komentar:
Posting Komentar